Banyak penelitian menyarankan ketika terkena anjing secara terus menerus pada masa bayi dan anak-anak, dapat menurunkan terjadinya alergi dan penyakit asma. Penelitian belakangan ini menunjukkan perubahan mikroba usus merupakan mekanisme dibalik perlindungan ini. Penelitian dari Universitas California, San Fransisco dan Universitas Michigan, mempublikasikan hasil penelitiannya pada Jurnal Preceeding of The National Academy of Sciences. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa ketika tikus terkena debu yang berasal dari rumah dimana dirumah tersebut terdapat anjing, komunitas dari microba yang berada di dalam usus atau yang dikenal dengan mikroba gastrointestinal “dibentuk kembali”.
Secara khusus, peneliti melakukan penelitian terhadap satu spesies dari bakteri yang disebut Lactobacillus johnsonii. Studi yang diketuai oleh Prof. Susan Lynch dari divisi Gastroenterology UCSF, menyatakan bahwa tingkat proteksi L.johnsonii sendiri rendah dibandingkan dengan debu pada rumah yang terdapat anjing. Dia pun mengatakan bahwa mungkin ada beberapa spesies bakteri yang dibutuhkan sebagai proteksi atau pelindung dalam jalan napas.
Prof. Lynch Berkata dia yakin bahwa “komposisi dan fungsi dari mikroba usus sangat kuat dalam mempengaruhi reaksi sistem imun dan menyajikan terapi untuk alergi, asma dan berbagai penyakit lainnya”. “manipulasi mikroba usus ini merupakan strategi terapi baru yang menjanjikan untuk melindungi individu terhadap infeksi paru-paru dan alergi pada saluran napasnya” tambah Prof. Lynch.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar