Kanker leher rahim atau yang dikenal dengan kanker serviks merupakan jenis keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan wanita indonesia. Bahkan kanker serviks mempunyai jumlah kasus yang cukup tinggi yaitu 25,6% atau dapat dikatakan 25 dari 100 wanita mengalami penyakit ini. Menurut perkiraan depkes terdapat sekitar 100 kasus per 100000 penduduk. Tingginya penderita pada penyakit ini, disebabkan karena pada tahap awal tidak ada gejala yang khas, bahkan lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut
Penyakit ini pun ditandai dengan adanya keputihan, perdarahan sewaktu melakukan hubungan seksual,, terjadinya perdarahan walaupun telah memasuki masa menopause. Penyakit yang menyebabkan kematian pada wanita ini sangat disayangkan karena sebenarnya penyakit ini dapat dicegah dan diketahui sejak dini dengan melakukan deteksi dini. Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara pap smear dan kolposkopi. Namun, kolposkopi jarang sekali dilakukan, karena memerlukan biaya yang mahal, kurang praktis, dan memerlukan biopsi (pengambilan sedikit jaringan yang diduga sebagai kanker)
Sehingga, bentuk pemeriksaan utama dan dianjurkan ialah pap smear, karena pemeriksaan ini sederhana, cepat dan tidak sakit. Pap smear sendiri merupakan suatu metode dimana dilakukan pengambilan sel dari mulut rahim dan di periksa dibawah mikroskop. Setiap wanita yang telah umur 18 tahun atau wanita yang telah aktif melakukan hubungan seksual selayaknya sudah melakukan pap smear.Pap smear tidak dilakukan seumur hidup melainkan berkala terutama setelah wanita berusia 40 tahun. Kini, cara baru untuk deteksi dini pun sudah ditemukan melalui inspeksi vagina dengan asam cuka atau IVA. Cara ini dianggap lebih murah, mudah dan diharapkan dapat menyentuh semua lapisan masyarakat terutama lapisan bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar