Antibiotik
sering kali menjadi salah satu jenis obat yang diresepkan untuk berbagai kasus
infeksi. Namun hasil penelitian yang dirilis melalui BMJ belum lama ini cukup
mengejutkan bahwa 1 dari 10 antibiotik yang diresepkan dinyatakan gagal bahkan
kegagalan antibiotik cenderung meningkat.
Penelitian yang dilakukan dengan
menganalisis 14 juta orang yang diperoleh dari 700 pelayanan kesehatan primer
ini menunjukkan bahwa kegagalan antibiotik secara keseluruhan meningkat dari
13,9% pada tahun 1991 menjadi 15,4% pada tahun 2012. Antibiotik yang digunakan
untuk mengobati bronchitis, pneumonia dan infeksi saluran napas bawah lainnya
pun mengalami peningkatan kegagalan hingga 35% sedangkan tingkat kegagalan
antibiotik amoksisilin, penisilin dan flukloksasilin masih berada dibawah 20%.
Tingginya
angka kegagalan diperkirakan oleh Prof. Craig Currie selaku peneliti erat kaitannya
dengan peningkatan peresepan. Sebelumnya pada tahun 2002-2012 diketahui
terdapat peningkatan kasus infeksi yang diterapi menggunakan antibiotik
berkisar 60-65% dan dalam waktu yang bersamaan mengalami peningkatan
kegagalan antibiotik. Prof. Currie “kurangnya penemuan antibiotik baru tentunya
makin mengembangkan ketidakefektifan antibiotik yang diberikan pada pelayanan
primer. Resistensi antibiotik tak hanya berbahaya bagi pasien rumah sakit saja
melainkan pasien pelayanan kesehatan pun memiliki dampak yang berbahaya”
terangnya. Meningkatnya
kasus resistensi antibiotik pun mulai dirasakan oleh organisasi kesehatan dunia
(WHO) yang menyatakan telah mengalami krisis kesehatan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar